
INFOLOX
Sharing || Tutorial || Informatika || Bisnis
membuat live dvd backbox dari backbox yang terinstall di harddisk
ini adalah cara alternatif selain menggunakan remastersys, dalam melakukan remaster
alat dan bahan
login ke backbox linux yg terinstall di harddisk, download dan install uck terbaru
beri hak eksekusi pada file clear.sh, lalu eksekusi, selesai eksekusi, keluar dari lingkungan chroot
membuat rootfs baru, dengan mengupdate filesystem.squashfs
alat dan bahan
1. UCK (ubuntu customization kit)
2. file .ISO backbox 2.01
3. backbox 2.01 yg terinstall di harddisk
4. ruang kosong (space) harddisk yg cukup
cara membuat:login ke backbox linux yg terinstall di harddisk, download dan install uck terbaru
wget http://downloads.sourceforge.net/project/uck/uck/2.4.5/uck_2.4.5-0ubuntu1_all.deb
sudo dpkg -i uck_2.4.5-0ubuntu1_all.deb
sudo apt-get -f install
Uncompress BackBox ISO : sudo uck-remaster-unpack-iso backbox-2.01-i386.iso
buat direktori remaster-root mkdir ~/tmp/remaster-root
buat file exclude.lst nano exclude.lst
isikan dengan tulisan berikut: /boot/grub/*
/dev/*
/etc/fstab
/etc/mtab
/etc/hosts
/etc/X11/xorg.conf*
/etc/gdm/custom.conf
/home/*
/host
/media/*
/mnt/*
/lost+found
/proc/*
/root/*
/sys/*
/tmp/*
/var/lib/dbus/*
/var/tmp/*
/var/mail/*
/var/spool/*
*.deb
*.bak
*.log
meng-copy file2 di backbox linux, kecuali yg terdapat pada file exclude.lst, ke ~/tmp/remaster-root rsync -av --exclude-from=exclude.lst / ~/tmp/remaster-root
tunggu sampai selesai, mungkin agak lama bila banyak program terinstall, ketika selesai, lakukan chroot sudo uck-remaster-chroot-rootfs
di dalam lingkungan chroot, set environment variabel, lakukan update dan upgrade paket, serta install paket2 untuk live system export HOME=/root
export LC_ALL=C
apt-get update
apt-get dist-upgrade
apt-get install casper lupin-casper gparted xfsprogs jfsutils ubiquity ubiquity-frontend-gtk ubiquity-ubuntu-artwork
edit file /etc/casper.conf nano /etc/casper.conf
ubah isinya menjadi # This file should go in /etc/casper.conf
# Supported variables are:
# USERNAME, USERFULLNAME, HOST, BUILD_SYSTEM
export USERNAME="backbox"
export USERFULLNAME="Live session user"
export HOST="backbox"
export BUILD_SYSTEM="Ubuntu"
buat file dengan nama clear.sh nano clear.sh
isikan file clear.sh, dengan isi sebagai berikut: #!/bin/bash
for i in `cat /etc/passwd | awk -F":" '{print $1}'`
do
uid=`cat /etc/passwd | grep "^${i}:" | awk -F":" '{print $3}'`
[ "$uid" -gt "998" -a "$uid" -ne "65534" ] && userdel --force ${i} 2>/dev/null
done
service apache2 stop
service tor stop
service polipo stop
service greenbone-security-assistant stop
service openvas-administrator stop
service openvas-manager stop
service openvas-scanner stop
update-rc.d -f apache2 remove
update-rc.d -f tor remove
update-rc.d -f polipo remove
update-rc.d -f greenbone-security-assistant remove
update-rc.d -f openvas-administrator remove
update-rc.d -f openvas-manager remove
update-rc.d -f openvas-scanner remove
apt-get clean
rm -f /etc/apt/*.save
rm -f /etc/apt/sources.list.d/*.save
rm -f /var/crash/*
rm -rf /tmp/* ~/.bash_history
rm /etc/hosts
rm /etc/resolv.conf
rm /var/lib/dbus/machine-id
update-initramfs -u
fungsi skrip clear.sh, untuk menghapus user non sistem, menghentikan dan me-remove service dari startup, menghapus file yg tidak diperlukan, memperbarui initramfsberi hak eksekusi pada file clear.sh, lalu eksekusi, selesai eksekusi, keluar dari lingkungan chroot
chmod +x clear.sh
./clear.sh
exit
menghapus dan mengganti beberapa file di direktori ~/tmp/remaster-iso sudo rm -f ~/tmp/remaster-iso/casper/initrd.lz
sudo cp ~/tmp/remaster-root/boot/initrd.img-* ~/tmp/remaster-iso/casper/initrd.gz
sudo cp ~/tmp/remaster-root/boot/vmlinuz-* ~/tmp/remaster-iso/casper/vmlinuz
keterangan: tanda asterisk (*), adalah singkatan versi dari filemembuat rootfs baru, dengan mengupdate filesystem.squashfs
sudo uck-remaster-pack-rootfs -c
build ISO baru: sudo uck-remaster-pack-iso backbox-2.01-i386.iso -g -d "BackBox Linux 2.01 - Live DVD"
file ISO yang jadi, berada di ~/tmp/remaster-new-files, selanjutnya bisa dicoba menggunakan software virtualisasi, atau di burn ke DVD

compile kernel dari source ala ubuntu
dengan menggunakan cara berikut, file .deb yang dihasilkan sama seperti di http://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v3.2.5-precise/, caranya:
buka terminal, download source code kernel, dengan perintah
untuk enable apparmor
kemudian saatnya kompilasi, sebelum itu, di clean dulu
keterangan: tanda asterisk (*), saya gunakan untuk menyingkat no versi paket
buka terminal, download source code kernel, dengan perintah
wget http://www.kernel.org/pub/linux/kernel/v3.0/linux-3.2.5.tar.bz2
download apparmor, nanti buat dipakai cuma patch kernel buat apparmor nya aja wget http://launchpad.net/apparmor/2.7/2.7.2/+download/apparmor-2.7.2.tar.gz
install paket paket git, untuk mendownload aufs sudo apt-get install git
download aufs-standalone menggunakan git git clone git://aufs.git.sourceforge.net/gitroot/aufs/aufs3-standalone.git aufs3-standalone.git
masuk ke direktori aufs3-standalone.git cd aufs3-standalone.git
jalankan perintah git checkout origin/aufs3.2
cd ..
download ubuntu patch untuk source kernel 3.2.5 wget http://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v3.2.5-precise/0001-base-packaging.patch
wget http://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v3.2.5-precise/0002-debian-changelog.patch
wget http://kernel.ubuntu.com/~kernel-ppa/mainline/v3.2.5-precise/0003-default-configs.patch
ekstrak file linux-3.2.5.tar.bz2 tar xjvf linux-3.2.5.tar.bz2
ekstrak file apparmor-2.7.2.tar.gz tar xzvf apparmor-2.7.2.tar.gz
pindahkan direktori hasil ekstrak file linux-3.2.5.tar.bz2 yaitu folder linux-3.2.5, ke /usr/src sudo mv linux-3.2.5 /usr/src
copy direktori aufs3-standalone.git, ke /usr/src/ sudo copy -r aufs3-standalone.git /usr/src/
copy semua file .patch di direktori apparmor-2.7.2/kernel-patches/3.1/ ke /usr/src/ sudo cp apparmor-2.7.2/kernel-patches/3.1/*.patch /usr/src/
copy semua file .patch ubuntu ke /usr/src/ sudo cp *.patch /usr/src/
ubah user sekarang menjadi root, lalu pindah ke direktori /usr/src/linux-3.2.5 sudo su -l root
cd /usr/src/linux-3.2.5
install paket-paket untuk meng-compile dan mengkonfigurasi kernel apt-get install fakeroot build-essential crash kexec-tools makedumpfile kernel-wedge libncurses5 binutils-dev libelf-dev libdw-dev libnewt-dev libncurses5-dev
apt-get --no-install-recommends install asciidoc xmlto
patching kernel dengan ubuntu patchpatching kernel dengan aufs patchpatch -p1 < ../
0001-base-packaging.patch
patch -p1 <
../0002-debian-changelog.patch
patch -p1 <
../0003-default-configs.patch
patch -p1 < ../aufs3-standalone.git/aufs3-kbuild.patch
patch -p1 < ../aufs3-standalone.git/aufs3-base.patch
patch -p1 < ../aufs3-standalone.git/aufs3-standalone.patch
cp -frv ../aufs3-standalone.git/Documentation/* Documentation/
cp -frv ../aufs3-standalone.git/fs/* fs/
cp -fv ../aufs3-standalone.git/include/linux/aufs_type.h include/linux/
patching kernel dengan patch apparmor patch --verbose --strip=1 -i ../0001-AppArmor-compatibility-patch-for-v5-network-controll.patch
patch --verbose --strip=1 -i ../0002-AppArmor-compatibility-patch-for-v5-interface.patch
patch --verbose --strip=1 -i ../0003-AppArmor-Allow-dfa-backward-compatibility-with-broke.patch
memberi hak eksekusi pada debian/rules dan debian/scripts chmod -Rv +x debian/rules
chmod -Rv +x debian/scripts/
konfigurasi kernel fakeroot debian/rules clean
debian/rules updateconfigs
tiap kali muncul pertanyaan saat eksekusi perintah debian/rules updateconfigs tekan saja enter, ketika selesai, lanjutkan dengan debian/rules editconfigs
ketika muncul pertanyaan,lewati sampai menemukan konfigurasi yg ingin kita edit, misalnya Do you want to edit config: i386/config.flavour.generic? [Y/n]
tekan y, lalu enter, masuk di menu config, lakukan konfigurasi kernel,untuk enable apparmor
"Security options" ---> "AppArmor support", "Enable AppArmor 2.4 compatability"
untuk enable aufs "File systems" ---> "Miscellaneous filesystems" ---> " Aufs (Advanced multi layered unification filesystem) support"
simpan lalu keluarkemudian saatnya kompilasi, sebelum itu, di clean dulu
fakeroot debian/rules clean
membuat paket independen skipabi=true skipmodule=true fakeroot debian/rules binary-indep
perintah tadi, akan membuat paket2 linux-source-*_all.deb
linux-doc_*_all.deb
linux-tools-*_all.deb
inux-headers-*_all.deb
setting CONCURRENCY_LEVEL export CONCURRENCY_LEVEL=`getconf _NPROCESSORS_ONLN`
build kernel time skipabi=true skipmodule=true fakeroot debian/rules binary-generic
akan menghasilkan paket linux-headers-*_i386.deb
linux-image-*_i386.deb
menginstall kernel cd ..
dpkg -i linux-headers-*_i386.deb linux-headers-*_all.deb linux-image-*_i386.deb
lalu rebootketerangan: tanda asterisk (*), saya gunakan untuk menyingkat no versi paket

Segmentasi Diferensiasi Kyai
Zaman dahulu, kita hanya mengenal filsafat sebagai induk seluruh ilmu pengetahuan. Mother of knowledge.Tokoh-tokoh seperti Plato, Aristoteles, Ibnu Sina, Khawarizmi, dan tokoh2 baheula dikenal sebagai ahli disegala bidang. Mulai politik, pengetahuan alam, biologi, seni, social budaya, hingga hukum. Namun zaman terus berubah. Tuntutan kompleksitas pengetahuan memaksa kita menggolongkan pengetahuan menjadi kamar-kamar yang lebih kecil.
Pengetahuan mengalami spesialisasi. Pengelompokan menjadi sub-bagian yang lebih spesifik. Ilmu pengetahuan alam digolongkan fisika, kimia, biologi (SMA bangettt), atau ilmu social masih bisa dibagi lagi menjadi ekonomi, politik, antropologi, sosiologi, gigologi (zzzzzzz) dan masih banyak lainnya. Lantas apa hubungannya dengan Ustadz yang ahli agama? Yang jelas bukan hubungan intim (astaghfiruloh kakak…), atau hubungan kelamin (inget puasa kakak…). Bukan juga hubungan *&*&#*@ (sorry terpaksa disensor).
Marketing DakwahCoba antum perhatikan televisi., coba perhatikan televisi atau jalan2 ke toko buku. Tapi jangan toko buku. Kita akan menemukan sebuah spesialisasi dakwah. Dalam artian, ustadz zaman sekarang memiliki kekhususan bidang dakwah yang digeluti.
Yusuf Mansur terkenal dengan anjuran sedekah. Abu sungkan dengan terapi sholat khusyu’. Quraisy Shihab konsisten dengan tafsir qur’an. Ary Ginanjar dengan ESQ untuk kalangan eksekutif. Arifin Ilham dengan majelis dzikir yang mengharu-biru. Uje ustadz Jeffry dengan gaya gaul dan bintang iklannya, atau Aa Gym dengan anjuran poligaminya (kalo ini Cuma bercanda hehehe.. sorry A’).
Trennya apa: Sudah ada diferensiasi dalam “memasarkan” dakwah!!! Ustadz-ustadz ngetop zaman sekarang lebih terfocus pada salah satu aspek dalam islam, menciptakan diferensiasi dan nilai tambah, serta “memasarkan”-nya dengan sangat baik. Apakah salah? Tentu tidak. Toh, dakwah itu perlu pemasaran!. Dakwah itu artinya panggilan. Iklan itu juga dakwah. Karena berasal dari bahasa arab I’laan yang berarti pengumuman.
Segitiga PDBMenjadi Da’I ngetop hampir seperti menjadi artis. Ia harus mampu menghibur dan membuat pendengar terkesan. “Konsumen” (dalam hal ini jamaah) juga mengalami segmentasi. Ibu-ibu lebih doyan dengan gaya “Mamah curhat donk…”, atau yang suka melambai-lambai, “jamaaaahhh… ooh… jamaahhhh”. Yang dimongin ya masalah rumah tangga dan kelakuan bejat suami.
Sedangkan segmen remaja lebih sreg dengan model ustadz gaul dan ganteng lengkap dengan nyanyi-nyian dan pertanyaan standar sejuta zaman: “Bagaimana hukum pacaran dalam Islam???”. Kadang-kadang ada juga yang tanya bahasa arabnya I love U. Biar jadi pacaran syariah katanya. Ada-ada aja. Haha.
Sementara kalangan eksekutif paruh baya ada yang lebih menyukai pendekatan klasikal spiritual. Ceramah di hotel berbintang. Pake sound system megah. Visualisasi wah. Ada nangis-nangisnya segala. Ga tau nangis beneran atau nangis karena udah bayar mahal-mahal dan ternyata ngerasa biasa aja.
Jika Anda sedang ikutan Pildacil (Pemilihan Dai Licik :p) saya sarankan untuk menciptakan segitiga PDB (Positioning, differensiasi, dan brand) Anda sendiri. Yang unik, otentik, dan sukar ditiru. Sedikit nyontek teori marketing, positioning adalah citra yang ingin Anda ciptakan di benak jamaah. Diferensiasi adalah pembeda, apa yang membedakan Anda. Sedangkan brand adalah “merk” atau nama yang ingin Anda jual.
Contohnya Yusuf Mansur. Positioning: ustadz sedekah. Diferensiasinya jelas: ceramah pake humor dan testimony pelaku sedekah. Hasilnya, brand ustadz yusuf Mansur ahli sedekah. Inget sedekah, inget Yusuf Mansur.

Pengetahuan mengalami spesialisasi. Pengelompokan menjadi sub-bagian yang lebih spesifik. Ilmu pengetahuan alam digolongkan fisika, kimia, biologi (SMA bangettt), atau ilmu social masih bisa dibagi lagi menjadi ekonomi, politik, antropologi, sosiologi, gigologi (zzzzzzz) dan masih banyak lainnya. Lantas apa hubungannya dengan Ustadz yang ahli agama? Yang jelas bukan hubungan intim (astaghfiruloh kakak…), atau hubungan kelamin (inget puasa kakak…). Bukan juga hubungan *&*&#*@ (sorry terpaksa disensor).
Marketing DakwahCoba antum perhatikan televisi., coba perhatikan televisi atau jalan2 ke toko buku. Tapi jangan toko buku. Kita akan menemukan sebuah spesialisasi dakwah. Dalam artian, ustadz zaman sekarang memiliki kekhususan bidang dakwah yang digeluti.
Yusuf Mansur terkenal dengan anjuran sedekah. Abu sungkan dengan terapi sholat khusyu’. Quraisy Shihab konsisten dengan tafsir qur’an. Ary Ginanjar dengan ESQ untuk kalangan eksekutif. Arifin Ilham dengan majelis dzikir yang mengharu-biru. Uje ustadz Jeffry dengan gaya gaul dan bintang iklannya, atau Aa Gym dengan anjuran poligaminya (kalo ini Cuma bercanda hehehe.. sorry A’).
Trennya apa: Sudah ada diferensiasi dalam “memasarkan” dakwah!!! Ustadz-ustadz ngetop zaman sekarang lebih terfocus pada salah satu aspek dalam islam, menciptakan diferensiasi dan nilai tambah, serta “memasarkan”-nya dengan sangat baik. Apakah salah? Tentu tidak. Toh, dakwah itu perlu pemasaran!. Dakwah itu artinya panggilan. Iklan itu juga dakwah. Karena berasal dari bahasa arab I’laan yang berarti pengumuman.
Segitiga PDBMenjadi Da’I ngetop hampir seperti menjadi artis. Ia harus mampu menghibur dan membuat pendengar terkesan. “Konsumen” (dalam hal ini jamaah) juga mengalami segmentasi. Ibu-ibu lebih doyan dengan gaya “Mamah curhat donk…”, atau yang suka melambai-lambai, “jamaaaahhh… ooh… jamaahhhh”. Yang dimongin ya masalah rumah tangga dan kelakuan bejat suami.
Sedangkan segmen remaja lebih sreg dengan model ustadz gaul dan ganteng lengkap dengan nyanyi-nyian dan pertanyaan standar sejuta zaman: “Bagaimana hukum pacaran dalam Islam???”. Kadang-kadang ada juga yang tanya bahasa arabnya I love U. Biar jadi pacaran syariah katanya. Ada-ada aja. Haha.
Sementara kalangan eksekutif paruh baya ada yang lebih menyukai pendekatan klasikal spiritual. Ceramah di hotel berbintang. Pake sound system megah. Visualisasi wah. Ada nangis-nangisnya segala. Ga tau nangis beneran atau nangis karena udah bayar mahal-mahal dan ternyata ngerasa biasa aja.
Jika Anda sedang ikutan Pildacil (Pemilihan Dai Licik :p) saya sarankan untuk menciptakan segitiga PDB (Positioning, differensiasi, dan brand) Anda sendiri. Yang unik, otentik, dan sukar ditiru. Sedikit nyontek teori marketing, positioning adalah citra yang ingin Anda ciptakan di benak jamaah. Diferensiasi adalah pembeda, apa yang membedakan Anda. Sedangkan brand adalah “merk” atau nama yang ingin Anda jual.
Contohnya Yusuf Mansur. Positioning: ustadz sedekah. Diferensiasinya jelas: ceramah pake humor dan testimony pelaku sedekah. Hasilnya, brand ustadz yusuf Mansur ahli sedekah. Inget sedekah, inget Yusuf Mansur.

Kyai Kampung
Berbeda dengan ustadz gaul dan ngetop di layar kaca, selalu ada tempat untuk “kyai kampung” di hati saya. Pembela agama Allah yang sesungguhnya. Saya masih mengingat jasa Pak Abdillah dan Bp jahar, guru ngaji saya dulu. Mereka tidak dibayar. Tidak juga terkenal. Mereka hanya guru ngaji biasa di musholla dekat rumah saya.
Saya masih ingat betul ketika diperkenalkan dengan si alif, ba, ta, dan rombongannya. Merangkai kalimat. Menghapalkan ayat. Lalu ada pelajaran tentang sholat. Mencari arah kiblat.
Mereka menyampaikan Islam tanpa “diferensiasi” macam-macam. Islam ya Islam. Lengkap dengan akidah, syariah, dan muamalah. Ada rukun agama, ada rukun iman. Ada surga, ada neraka. Ceramahnya biasa saja. Tidak membuat saya tertawa. Atau menangis tersedu-sedu didalam dada. Semua disampaikan dengan sederhana. Tapi justru semakin mengena.
Karena sesuatu yang disampaikan dari hati, akan sampai ke hati.
Semoga amal mereka dibalas di hari akhir nanti.
Berbeda dengan ustadz gaul dan ngetop di layar kaca, selalu ada tempat untuk “kyai kampung” di hati saya. Pembela agama Allah yang sesungguhnya. Saya masih mengingat jasa Pak Abdillah dan Bp jahar, guru ngaji saya dulu. Mereka tidak dibayar. Tidak juga terkenal. Mereka hanya guru ngaji biasa di musholla dekat rumah saya.
Saya masih ingat betul ketika diperkenalkan dengan si alif, ba, ta, dan rombongannya. Merangkai kalimat. Menghapalkan ayat. Lalu ada pelajaran tentang sholat. Mencari arah kiblat.
Mereka menyampaikan Islam tanpa “diferensiasi” macam-macam. Islam ya Islam. Lengkap dengan akidah, syariah, dan muamalah. Ada rukun agama, ada rukun iman. Ada surga, ada neraka. Ceramahnya biasa saja. Tidak membuat saya tertawa. Atau menangis tersedu-sedu didalam dada. Semua disampaikan dengan sederhana. Tapi justru semakin mengena.
Karena sesuatu yang disampaikan dari hati, akan sampai ke hati.
Semoga amal mereka dibalas di hari akhir nanti.

Kreativitas VS Orisinalitas
Seyakin apa Anda untuk mengatakan bahwa ide Anda murni berasal dari pemikiran Anda sendiri, tanpa ada kontribusi dari apa yang pernah dibaca atau didengar? Mungkin tanpa sadar apa yang pernah diri kita pelajari dari sana sini meresap di alam bawah sadar, bergabung dengan ide-ide lain, lalu menghasilkan ide yang baru. Ide baru tersebut disebut kreativitas atau orisinalitas?
Apa batasannya?
Archimedes, orang yang menemukan berat jenis. Penemu gila ini mendapat ide saat masuk ke dalam bak mandi yang penuh air dan meluaplah air di bak tersebut kemudian dihitung volum yang tertumpah. Volum tersebut dibagikan dengan volum air untuk mengetahui berat jenis. Dengan cara yang sama ia membuktikan bahwa berat jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah. (intermezo: mungkin ada pertanyaan mengapa saya sering menggunakan teori yang berasal dari ilmu pasti sebagai pembanding, jawabannya: karena ilmu tersebut pasti!). Teori berat jenis yang orisinil?
KFC atau ayam goreng Suharti? Keduanya enak dengan cita rasa yang berbeda, keduanya orisinil, tapi lebih suka yang mana yah tergantung masing-masing lidah. Nggak apple to apple karena walaupun sama-sama ayam tapi berbeda bumbu dan cara pengolahan? Cara pengolahan membuat ayam yang sama-sama ayam mentah menjadi ayam matang yang berbeda. Apa ini, jadi bumbu dan cara pengolahan adalah orisinalitas atau kreativitas?
Filsafat Gila, brand yang bagus kan untuk mendeskripsikan pada orang yang baru saja mendengar/membaca frasa tersebut "Filsafat gila": pasti ada hubungannya dengan Filsafat dan gila? Coba saja kalau 2 orgil itu memutuskan namanya Dodolfats, apa yang ada di pikiran Anda? Kalau Filsafat Mesum sih, jangankan nulis (mungkin) liat aja saya udah ogah *maklum ntar ada kamera yang lagi shoot saya ngirain saya liat konten mesum lagi... hahaha... memang saya dewan ya? Becanda mulu nih... hahaha... maksud saya, gimana kalau cuma brand-nya saja berbeda tetapi kontennya sama: Filsafat Gila, Dodolfats, Filsafat Mesum. Jadi, brand kreativitas dan konten orisinalitas? Tapi kontennya nggak muncul serta merta loh, berasal dari gabungan informasi yang disatu-satukan dengan bahasa sendiri. Kreativitas itu adalah orisinalitas?
Renren, produk yang lahir dari pengkondisian sistem tirai bambu China yang tetap ingin sejalan dengan perkembangan dunia. Renren itu Facebook khusus China, yang miripppppp banget (katanya) sama Facebook *nggak tau memang nggak bisa akses atau inet saya yang lemod abis, penasaran juga sama tampilan Renren. Murni kreativitas?
Entahlah, saya sih secara common sense aja bilang yang nggak orisinil itu yang niru banget gitoW.
Kreativitas vs Orisinalitas
Yang orisinil yang terbaik? Mengapa jejaring pertemanan Friendster nggak dibuka lagi setelah ada Facebook? Hmm... ini contoh ayam ya, jejaring pertemanan sih sama (bahan mentah sama), tetapi fitur beda (bumbu beda). Menurut saya Facebook lebih unggul karena kita benar-benar disentuh kehidupannya, kalau jaman Friendster dulu sih sekedar nulis testimoni untuk dapat testimoni, right?
Bagaimana bila sudah berkaitan dengan uang? Misalnya hari ini kita usaha warteg, lumayan rame, untungnya sih kalau kita proyeksikan 1 bulan balik modal. Eh, besoknya tetangga kita buka warteg, menunya persis sama hanya dia melakukan branding dengan spanduk gede warna ngejreng "Warteg G403L" dan gara-gara itu semua yang kemaren beli di warteg kita sekarang ke warteg tetangga! Parahnya setelah kita marah-marah ke warteg tetangga dia malah bilang: lo sih nggak kreatif!
Jadi, apa yang paling penting: orisinalitas atau kreativitas? Atau sebodo amat apa beda keduanya, yang penting ide tersebut menarik dan diinginkan oleh pasar sehingga bisnis kita punya going concern?
Apa batasannya?
Archimedes, orang yang menemukan berat jenis. Penemu gila ini mendapat ide saat masuk ke dalam bak mandi yang penuh air dan meluaplah air di bak tersebut kemudian dihitung volum yang tertumpah. Volum tersebut dibagikan dengan volum air untuk mengetahui berat jenis. Dengan cara yang sama ia membuktikan bahwa berat jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah. (intermezo: mungkin ada pertanyaan mengapa saya sering menggunakan teori yang berasal dari ilmu pasti sebagai pembanding, jawabannya: karena ilmu tersebut pasti!). Teori berat jenis yang orisinil?
KFC atau ayam goreng Suharti? Keduanya enak dengan cita rasa yang berbeda, keduanya orisinil, tapi lebih suka yang mana yah tergantung masing-masing lidah. Nggak apple to apple karena walaupun sama-sama ayam tapi berbeda bumbu dan cara pengolahan? Cara pengolahan membuat ayam yang sama-sama ayam mentah menjadi ayam matang yang berbeda. Apa ini, jadi bumbu dan cara pengolahan adalah orisinalitas atau kreativitas?
Filsafat Gila, brand yang bagus kan untuk mendeskripsikan pada orang yang baru saja mendengar/membaca frasa tersebut "Filsafat gila": pasti ada hubungannya dengan Filsafat dan gila? Coba saja kalau 2 orgil itu memutuskan namanya Dodolfats, apa yang ada di pikiran Anda? Kalau Filsafat Mesum sih, jangankan nulis (mungkin) liat aja saya udah ogah *maklum ntar ada kamera yang lagi shoot saya ngirain saya liat konten mesum lagi... hahaha... memang saya dewan ya? Becanda mulu nih... hahaha... maksud saya, gimana kalau cuma brand-nya saja berbeda tetapi kontennya sama: Filsafat Gila, Dodolfats, Filsafat Mesum. Jadi, brand kreativitas dan konten orisinalitas? Tapi kontennya nggak muncul serta merta loh, berasal dari gabungan informasi yang disatu-satukan dengan bahasa sendiri. Kreativitas itu adalah orisinalitas?
Renren, produk yang lahir dari pengkondisian sistem tirai bambu China yang tetap ingin sejalan dengan perkembangan dunia. Renren itu Facebook khusus China, yang miripppppp banget (katanya) sama Facebook *nggak tau memang nggak bisa akses atau inet saya yang lemod abis, penasaran juga sama tampilan Renren. Murni kreativitas?
Entahlah, saya sih secara common sense aja bilang yang nggak orisinil itu yang niru banget gitoW.
Kreativitas vs Orisinalitas
Yang orisinil yang terbaik? Mengapa jejaring pertemanan Friendster nggak dibuka lagi setelah ada Facebook? Hmm... ini contoh ayam ya, jejaring pertemanan sih sama (bahan mentah sama), tetapi fitur beda (bumbu beda). Menurut saya Facebook lebih unggul karena kita benar-benar disentuh kehidupannya, kalau jaman Friendster dulu sih sekedar nulis testimoni untuk dapat testimoni, right?
Bagaimana bila sudah berkaitan dengan uang? Misalnya hari ini kita usaha warteg, lumayan rame, untungnya sih kalau kita proyeksikan 1 bulan balik modal. Eh, besoknya tetangga kita buka warteg, menunya persis sama hanya dia melakukan branding dengan spanduk gede warna ngejreng "Warteg G403L" dan gara-gara itu semua yang kemaren beli di warteg kita sekarang ke warteg tetangga! Parahnya setelah kita marah-marah ke warteg tetangga dia malah bilang: lo sih nggak kreatif!
Jadi, apa yang paling penting: orisinalitas atau kreativitas? Atau sebodo amat apa beda keduanya, yang penting ide tersebut menarik dan diinginkan oleh pasar sehingga bisnis kita punya going concern?

Subscribe to:
Posts (Atom)